Bacalahteks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1 dan 2! Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. Baik dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. Sementaraitu kewajiban masyarakat adalah (1) Menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, (2) Memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, (3) Melakukan kegiatan penanggulangan bencana, dan (4) Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penaggulangan bencana. DiMata Keluarga dan Teman; Buku2 Pantun Spontan Ala Irwan Prayitno. Buku 1-No 1 s.d 2.006. Buku 2-No 2.007 s.d 4.169; Buku 3-No 4.170 s.d 6.026. Buku 4-No 6.027 s.d 8.308; Buku 5-No 8.309 s.d 10.431. Buku 6-No 10.432 s.d 12.536; Bencanabanjir merupakan salah satu bencana yang terjadi di Indonesia. Fenomena alam ini disebabkan faktor alam dan manusia, faktor alam salah satunya curah hujan yang tinggi dan faktor manusia adalah rusaknya ekologi. Akhir tahun 2012 hingga saat ini di tahun 2013, hujan yang berintensitas tinggi telah mengguyur di Pengertianbencana yang terdapat di UU Nomor. 24 tahun 2007 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan cara pengurangan bersusun panjang kelas 2 sd. Jakarta, - Indonesia termasuk negara yang rawan bencana hidrometeorologi basah, khususnya banjir. Curah hujan yang tinggi dapat membuat suatu wilayah mengalami bencana banjir. Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, masyarakat harus siap dan mengantisipasi periode puncak musim hujan yang terjadi pada Desember, Januari, dan Februari 2021 yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, khususnya banjir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG menyatakan, kondisi cuaca pada musim hujan saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angin La Nina, angin muson, serta sirkulasi siklonik yang disertai cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi. Berikut deretan banjir terbesar di Indonesia yang dirangkum Sintang, November 2021Banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat Kalbar pada pertengahan November 2021 merupakan yang terbesar selama 40 tahun terakhir. Indikatornya yaitu cakupan wilayah yang terdampak dan lama bencana hidrometeorologi berlangsung. Banjir di Sintang merendam 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian, dan Kelam Permai. Selain itu, secara durasi, banjir di Sintang berlangsung selama hampir satu bulan terhitung sejak 21 Oktober 2021. 2. Manado, Januari 2014Banjir yang melanda Manado, Sulawesi Utara pada Januari 2014 mengakibatkan 18 orang tewas, ribuan rumah rusak serta ribuan orang mengungsi. Banjir terjadi karena hujan deras yang mengguyur Manado selama 2 hari. Luapan Sungai Sario, Tondano, dan Sawangan turut mempengaruhi genangan air di sejumlah wilayah. Aktivitas warga sempat mengalami kelumpuhan akibat kejadian ini. Kerugian akibat banjir mencapai triliunan rupiah. 3. Tangse, Aceh, Maret 2011Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh menyebabkan banjir. 24 orang dinyatakan meninggal dunia, banyak korban luka-luka dan rumah warga mengalami kerusakan. Banjir juga merusak sejumlah jembatan penghubung beberapa desa. Akibat peristiwa ini, kerugian mencapai miliaran rupiah. Aliran air sungai yang kencang dan meluap, menghanyutkan puluhan korban lantaran sungai membawa ratusan log kayu hasil penebangan liar di kawasan Tangse. Penebangan liar membuat hutan gundul, sehingga daya serap air hujan tak lagi maksimal. 4. Wasior, Papua Barat, Oktober 2010Banjir juga melanda wilayah Indonesia bagian timur, tepatnya melanda Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Banjir disebabkan meluapnya air Sungai Batang Sala yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy. Sungai Batang Sala tidak mampu menahan debit air karena intensitas curah hujan yang tinggi melanda Wasior selama dua hari. Akibat banjir tersebut, 150 orang meninggal, 145 orang hilang, ribuan rumah warga dan fasilitas umum rusak. 5. Jakarta, Februari 2007Jakarta dilanda banjir yang mengakibatkan 79 orang tewas dan ratusan ribu orang mengungsi. Sistem drainase yang buruk dan hujan dengan curah tinggi yang melanda Jakarta menyebabkan banjir. Akibat curah hujan yang tinggi, volume debit air di 13 sungai yang melintasi Jakarta bertambah dan meluap. Sebanyak 60% wilayah Jakarta terendam banjir. Banjir juga menyebabkan kerugian ekonomi hingga triliunan rupiah akibat matinya perputaran bisnis. Banjir tersebut tercatat sebagai banjir terparah yang pernah dialami Ibukota. 6. Bukit Lawang, November 2003Banjir besar di Bukit Lawang, Sulawesi Utara, pada November 2003 tidak pernah disangka masyarakat setempat akan diterjang banjir bandang. Kejadian tersebut sedikitnya menewaskan 200 orang. Banjir disebabkan oleh kerusakan hutan di sekitar, sehingga menghambat daya serap air hujan ke dalam tanah. Sumber Saksikan live streaming program-program BTV di sini Banjir Satu Meter Rendam Sejumlah Wilayah di Samarinda NUSANTARA Drainase Buruk, Jalan Margonda Depok Kembali Terendam Banjir MEGAPOLITAN Jalan Antardesa Terputus Akibat Tergerus Banjir diPolewali Mandar NUSANTARA Bangunan Sekolah di Polman Terendam Banjir, Siswa Diliburkan NUSANTARA Banjir Merendam Jalan Poros, Lalin Samarinda-Bontang Macet Panjang NUSANTARA Tiga Kelurahan di Pekalongan Terendam Banjir Akibat Tanggul Jebol NUSANTARA Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. Hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya harus mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di selokan atau sungai, membersihkan saluran pembuangan,dan lain-lain. Marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita untuk lingkungan yang sehat dan menentramkan. Tuliskan teks persuasi dengan ilustrasi tersebut! Jawabankarena orang orang rajin membersihkan selokan dan lebih senantiasa bersih² tempat tempat yang dulunya terkena sikap baik orang² semua tempat jadi lebih indah dan nyaman .tapi tidak semua tempat , hanya sebagian orang yang tak peduli kebersihan lingkungan kita lebih bersih ,nyaman,dan tentram terus lah bersikap KALO BERMANFAAT. ANTARA FOTO/JOJON Foto udara jalan trans sulawesi terendam banjir bandang di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu 9/6/2019. Akibat intensitas hujan tinggi menyebabkan Sungai Lasolo meluap dan menyebabkan banjir bandang, sementara pihak BPBD Kabupaten Konawe Utara mencatat sebanyak unit rum Laporan sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Ecology and Society pada Agustus 2020 mengungkapkan penyebab kenapa Indonesia dilanda bencana banjir lebih sering dan lebih parah. Riset ini menyebutkan bahwa perubahan tata guna lahan yang cepat di Indonesia telah berdampak pada siklus air lokal di negeri ini, salah satu dampaknya adalah berupa banjir. Riset multidisiplin ilmu ini dikerjakan oleh tim peneliti gabungan dari University of Göttingen, Institut Pertanian Bogor IPB, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG. Hasil riset ini menunjukkan bahwa perluasan perkebunan monokultur, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, menyebabkan banjir di Indonesia terjadi lebih sering dan lebih parah. Dalam laporan hasil riset ini tim peneliti menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi dan keparahan banjir ini terkait dengan proses ekohidrologi dan sosial yang saling mempengaruhi, termasuk degradasi tanah di area pertanian monokultur, perluasan perkebunan kelapa sawit ke area lahan basah, dan pembangunan bendungan pelindung banjir. Baca Juga Samudra Arktik Pernah Menjadi Tawar di Zaman Es, Sebuah Studi Dalam riset ini, para peneliti melakukan hampir 100 wawancara dengan para petani kecil, masyarakat desa, dan para pengambil keputusan di provinsi Jambi, Sumatra. Mereka kemudian membandingkan dan melengkapi analisis mereka terhadap hasil wawancara ini dengan pengukuran ilmiah dari curah hujan, tinggi permukaan air sungai, tinggi permukaan air tanah, sifat-sifat tanah, serta pemetaan penggunaan lahan di wilayah tersebut. "Banyak studi tentang hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan banjir hanya didasarkan pada analisis oleh masing-masing disiplin ilmu dan dengan demikian hanya memberikan wawasan yang terpisah-pisah tentang proses yang mendasarinya," kata peneliti utama dalam tim riset ini, Jennifer Merten dari Department of Human Geography di University of Göttingen, sebagaimana dikutip dari ScienceDaily. "Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menggunakan data seluas mungkin dari berbagai disiplin ilmu dan juga untuk memasukkan pengamatan dari penduduk lokal." Baca Juga Alih Fungsi Hutan Jadi Kebun Sawit Bikin Suhu Indonesia Makin Panas Dalam laporan hasil riset ini, para ilmuwan dari German-Indonesian Collaborative Research Centre EFForTS Ecological and Socio-Economic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems menunjukkan bahwa perluasan perkebunan kelapa sawit dan karet saat ini memiliki dampak yang signifikan terhadap siklus air lokal. "Perubahan penggunaan lahan skala besar menyebabkan pemadatan tanah, sehingga lebih sedikit hujan yang diserap oleh tanah dan air dengan cepat mengalir ke permukaan," jelas Christian Stiegler dari Bioclimatology Group di University of Göttingen yang turut menjadi anggota peneliti dalam rim riset ini. "Secara khusus, penghancuran lahan di daerah rawan banjir yang semakin parah berdampak besar dalam proses siklus air lokal ini," imbuhnya. Baca Juga Studi Air Laut Akan Naik Lebih Tinggi Lampaui Skenario Terburuk PBB PROMOTED CONTENT Video Pilihan Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Berlokasi tepat di “Cincin Api” Pasifik, Indonesia menjadi tempat di mana 76 gunung berapi aktif berada. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang membentang sepanjang km, dalam beberapa tahun terakhir tsunami telah menghantam pantai Sumatera Utara, Sulawesi, dan Jawa Barat. Kejadian yang jarang terjadi di negara lain seperti letusan gunung berapi, banjir, dan tanah longsor, adalah hal biasa di korban jiwa dan harta benda, Indonesia juga menanggung beban keuangan yang berat dalam merespon dan memulihkan diri dari bencana alam. Sebuah analisis baru-baru ini menemukan bahwa antara tahun 2014 dan 2018 pemerintah pusat menghabiskan US$90 juta hingga US$500 juta sekitar Rp1,3 triliun hingga Rp7,125 triliun per tahun untuk kegiatan tanggap bencana dan pemulihan bencana setelahnya, sementara pemerintah daerah membutuhkan tambahan sekitar US$250 juta sekitar Rp3,6 triliun. Ini berarti antara 1,4 persen hingga 1,9 persen dari total pengeluaran pemerintah pusat selama periode ini terkait dengan bencana alam, menjadikannya dua hingga empat kali lebih besar daripada pengeluaran yang diperhitungkan sebelumnya oleh untuk melindungi anggaran dan aset pemerintah Indonesia. Pada Pertemuan Tahunan Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional di Bali tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah dialog internasional tingkat tinggi tentang risiko keuangan peluncuran Strategi Nasional Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Disaster Risk Finance and Insurance - DRFI , Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, saat itu mengatakan, “Selama ini, pemerintah hanya menggunakan APBN untuk menutupi biaya bencana. Hal ini menimbulkan risiko terhadap anggaran yang dialokasikan untuk sektor-sektor prioritas lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan program-program pemerintah daerah.” Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan dalam kata pengantar buku Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana yang diterbitkan pada bulan Desember 2018, “Strategi ini memungkinkan pemerintah untuk mencari solusi keuangan dan inovasi bagi pendanaan alternatif untuk melengkapi APBN dalam hal pembiayaan bencana.” Bank Dunia, dengan dukungan dari Swiss State Secretariat for Economic Affairs SECO telah bermitra erat dengan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan strategi DRFI dan terus bekerja sama dalam pelaksanaannya. Pada bulan Januari 2021 Bank Dunia menyetujui dukungan keuangan senilai US$500 juta terkait upaya pemerintah Indonesia dalam membangun dan memperkuat respons keuangannya terhadap bencana alam, risiko iklim, maupun guncangan lainnya yang terkait kesehatan seperti pandemi COVID-19. Pinjaman tersebut mendukung pembentukan Pooling Fund untuk Bencana, yang dibentuk secara sah pada bulan Agustus 2021 melalui Peraturan Presiden Perpres. Pooling Fund untuk Bencana akan berfungsi sebagai mekanisme pusat dalam membantu memastikan aliran dana bencana yang efektif dan transparan ke instansi pemerintah terkait, termasuk untuk penyaluran bantuan sosial yang lebih cepat bagi korban bencana alam, dan meningkatkan perencanaan kesiapsiagaan waktu, Pooling Fund tersebut akan memanfaatkan asuransi dan pasar modal domestik maupun internasional untuk meningkatkan kemampuan keuangannya. Operasi pinjaman tersebut juga akan berinvestasi pada kegiatan untuk meningkatkan perencanaan, seperti memperkenalkan suatu sistem pelacakan anggaran untuk pengeluaran terkait itu, dalam operasi pinjaman tersebut terdapat hibah sebesar US$14 juta sekitar Rp199,5 miliar dari Global Risk Financing Facility GRiF, suatu dana perwalian multi-donor yang dikelola oleh Bank Dunia untuk membantu berbagai negara dalam merancang dan mengimplementasikan solusi keuangan untuk mengelola bencana dan gangguan iklim. Dana hibah tersebut merupakan upaya pembiayaan bersama untuk membantu meningkatkan kapasitas teknis pemerintah dalam mengelola dana untuk melindungi kelompok yang paling kunci lainnya dari kerja sama berkelanjutan antara Bank Dunia dengan Kementerian Keuangan dalam DRFI adalah pengimplementasian dan peningkatan Program Asuransi Perlindungan Barang Milik Negara BMN. Sejak diluncurkan pada tahun 2019, berdasarkan data bulan September 2021, program asuransi ini telah melindungi lebih dari bangunan milik 51 kementerian,Pekerjaan lain sedang berlangsung untuk mengintegrasikan upaya Indonesia dengan South-East Asia Disaster Risk Insurance Facility SEADIF suatu inisiatif dari para anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN ditambah tiga negara Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan yang mendapat dukungan dari Bank Dunia, dimana salah satu program prioritasnya adalah perlindungan keuangan bagi aset milik publik. Indonesia merupakan anggota SEADRIF, dan pekerjaan serupa sedang berlangsung juga di negara-negara tetangga di ASEAN lainnya, termasuk Filipina dan ini merupakan bagian integral dari upaya Indonesia untuk mencapai tujuan utama strategi DRFI, yaitu untuk melindungi anggaran negara dari pengeluaran tak terduga akibat bencana, melalui adanya mekanisme khusus untuk pemerintah pusat dalam mengelola pengeluaran bencana secara lebih efisien dan memperkuat koordinasi fiskal antara pemerintah pusat dan daerah dengan menetapkan peran dan tanggung jawab yang lebih jelas untuk mendanai tanggap bencana. Strategi DRFI juga bertujuan untuk melindungi aset milik negara dari kerusakan akibat bencana melalui program asuransi indemnity yang mencakup semua kementerian dan lembaga, dan untuk melindungi masyarakat, khususnya masyarakat miskin pada saat terjadi bencana, melalui program jaring pengaman alam telah menjadi kenyataan hidup bagi masyarakat Indonesia. Wilayah Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang rawan terhadap bencana, baik bencana alam maupun bencana yang diakibatkan oleh kegiatan manusia itu sendiri. Bencana adalah peristiwa yang sudah sangat akrab dengan masyarakat. Salah satu bencana yang sering kita jumpai yaitu banjir. Bencana banjir yang sudah sering dialami oleh manusia pada dasarnya merupakan hasil dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Banjir merupakan suatu bencana yang dapat menimbulkan ketergangguan berlangsungnya kehidupan manusia yang berupa meluapnya volume air pada suatu wilayah yang disebabkan oleh beberapa faktor baik dari manusia itu sendiri maupun alam. Sampai saat ini banjir merupakan suatu masalah yang diperlukan adanya penanganan khusus dari berbagai belah pihak, baik itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui apa saja penyebab dari terjadinya banjir, kesiapan terhadap banjir, dan upaya dalam mengurangi resiko banjir. Dalam penulisannya menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, yang artinya data yang dikumpulkan berupa penjabaran dari kata atau kalimat. Artikel ini mengkaji tentang faktor penyebab terjadinya banjir yang ada di wilayah Indonesia serta upaya yang dilakukan dalam mengurangi resiko banjir tersebut. To read the file of this research, you can request a copy directly from the author.... Ketersediaan air bersih pada kondisi banjir berkaitan dengan tercemarnya sumber mata air. Berbagai faktor penyebab berkurangnya sumber air baku ini salah satunya adalah terjadinya lonjakan penduduk yang memiliki efek domino pada pemanfaatan ruang Rahmaniah, 2021. Tidak terencananya pemanfaatan ruang berpengaruh pada banjir dan kekeringan. ...Banjir dan kekeringan menjadi salah satu siklus bencana yang berulang dan terus menjadi permasalahan yang belum terpecahkan pada beberapa daerah. Berbagai faktor yang mendorong kondisi bencana tersebut berulang, salah satunya adalah ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan. Alih fungsi lahan menjadi isu yang paling sering di gaungkan terkait menurunnya ketersedian air kususnya air tanah. Menurunnya daerah resapan dan hujan yang cenderung menjadi aliran permukaan menimbulkan siklus bencana kekeringan dan banjir terus berulang. Pemanfaatan air hujan dengan meresapkan kembali kedalam tanah agar ketersediaan di musim kering terjaga dan mengurangi aliran permukaan yang berpotensi menjadi banjir. Pengabdian masyarakat ini memberikan sosialisasi pada masyarakat, kususnya di daerah hulu yang sudah beralih fungsi untuk perumahan, dan Bersama-sama membuat biopori dilingkungan masyarakat tersebut. Dengan sosialisasi dan kegiatan pembuatan biopori bersama tersebut, masyarakat dilokasi pengabdian memberikan apresiasi positif dan berkomitmen untuk melanjutkan pembuatan biopori karena paham akan manfaatnya. Hasil pelaksanaan kegiatan membuat lobang biopori sebanyak 300 titik disertani pemberian alat berupa bor pembuatan lubang has not been able to resolve any references for this publication.

banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat indonesia