Untukmewujudkan toleransi antar umat beragama di Indonesia setidaknya ada beberapa sikap dan tindakan yang perlu bersama-sama kita laksanakan yaitu, Pertama, mengembangkan sikap saling menghargai cara pengurangan bersusun panjang kelas 2 sd. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Agama merupakan bagian yang sangat penting dalam bermasyarakat. Memupuk toleransi antara kelompok agama yang berbeda sangat penting untuk perdamaian dan keharmonisan di negara ini. Untungnya, pemerintah dan warga Indonesia menganut gagasan moderasi beragama. Konsep ini menekankan toleransi dan keadilan dalam praktik beragama. Hal ini didasarkan pada filosofi "kesatuan dalam perbedaan", yang merupakan prinsip inti dari semboyan negara, Bhinneka Tunggal keragaman budaya, bahasa, dan agama yang kompleks, Indonesia adalah salah satu negara yang paling beragam di dunia. Negara ini terdiri dari lebih dari 300 etnis dan beberapa ribu bahasa. Ada sekitar 750 juta orang di Indonesia dan, di antara mereka, melebihi 700 macam agama. Meskipun sebagian besar penduduk menganut Islam, agama lain seperti Kristen, Buddha, dan Hindu juga banyak Indonesia terdapat berbagai macam kepercayaan agama dan tradisi yang menjadikan negara ini begitu berwarna dan multikultural. Berbagai cara beragama telah digunakan oleh orang-orang di seluruh pelosok Indonesia sepanjang sejarahnya. Belakangan ini, moderasi beragama telah menjadi gerakan untuk mencari titik temu antar keyakinan berbeda di negeri ini, memberi ruang untuk dialog dan diskusi secara betapa beragamnya agama yang dimiliki Indonesia, moderasi beragama sangat penting untuk menghasilkan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai. Sebagai negara yang memiliki jutaan penduduk dan berbagai kepercayaan berbeda, merangkul moderasi beragama sebagai nasionalisme membantu mewujudkan jalinan rasa orang setuju bahwa beragama secara moderat merupakan sesuatu yang baik ketika datang ke keberagaman agama. Berdasarkan beragam latar belakang budaya dan sosial, nilai-nilai dan orientasi spiritual beragam dari orang-orang berbeda akan menetapkan bagaimana mereka menjalankan dan memahami agama. Namun bagaimana memandang keberagaman agama secara keseluruhan akan mengubah bagaimana orang belajar, mengajarkan, dan mempraktikkan agama dalam agama yang telah ada hampir sejak dimulainya manusia telah menjadi bagian penting dari upaya kita untuk bermasyarakat. Ketika berbicara tentang kebajikan dan keselamatan semua orang, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang melandasi berbagai perbedaan di masyarakat. Dengan cara ini, hal-hal yang dianggap salah oleh satu orang dapat menjadi benar bagi orang lain. Hal ini dimungkinkan dengan pengakuan terhadap semua kultur, agama, dan pandangan yang beragama berarti saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan beragama, dan berusaha untuk menjalin relasi harmonis antar anggota masyarakat yang berbeda keyakinan. Tidak adanya celaan atau komentar negatif mengenai agama lain serta mempunyai penilaian yang objektif terhadap agama orang lain adalah prinsip yang menjadi dasar moderasi beragama yang utama moderasi agama adalah untuk menciptakan iklim di mana etnisitas, budaya, dan agama dapat hidup berdampingan secara damai. Moderasi beragama merupakan usaha untuk menjaga netralitas dan keadilan antara para pemeluk agama yang berbeda. Tujuan ini dicapai dengan cara yang bersifat fleksibel dan dapat beradaptasi dengan situasi dalam keyakinan dan praktik keagamaan dipandang oleh banyak orang sebagai cara untuk mendamaikan perbedaan teologis sambil tetap mempromosikan keharmonisan dan persatuan di antara komunitas agama yang berbeda. Moderasi dalam ekspresi keagamaan mencakup sejumlah nilai yang terkait. Ini termasuk dalam penghormatan terhadap keragaman agama, upaya tulus untuk mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keyakinan orang lain, dan komitmen untuk menegakkan keadilan dan kejujuran bagi semua. Konsep ini menekankan pentingnya menerima tradisi, keyakinan, dan praktik yang berbeda dengan sikap pengertian, kebaikan, dan rasa moderasi beragama telah dianut oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mendorong integrasi sosial, perdamaian dan kesejahteraan. Ini mencakup sejumlah prakarsa, termasuk prakarsa dialog yang menyatukan komunitas, prakarsa pendidikan sipil yang mengajarkan pentingnya rasa hormat dan pengertian, dan program-program yang bekerja untuk memperkuat rekonsiliasi upaya telah dilakukan untuk membekali para pemimpin agama dengan sumber daya dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mempromosikan dialog dan pemahaman yang positif di antara kelompok-kelompok agama. Di tingkat akar rumput, moderasi beragama diimplementasikan dengan berbagai cara. Banyak organisasi, seperti mesjid, gereja, dan pura, menumbuhkan sikap hormat dan toleran dalam hal ekspresi keimanan itu, serangkaian inisiatif lokal sedang dilakukan untuk membangun jembatan lintas budaya dan menumbuhkan rasa saling menghormati. Untuk mempromosikan perdamaian dan persatuan dengan baik di antara berbagai komunitas agama, penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang moderasi beragama. Termasuk memahami konteks kesejarahan toleransi beragama di Indonesia. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Sebuah poster bertuliskan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2572 terpasang di pintu pagar sebuah rumah warga di Komplek Perumahan Malik Raya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat 12/2/2021. Sejumlah warga keturunan Tionghoa di Kota Kendari memilih untuk tidak merayakan tahun baru Imlek dengan kemeriahan dan tidak menerima kunjungan tamu karena masih dalam masa pandemi COVID-19. - antarafotoJakarta, Kominfo – Keberagaman suku, agama, dan ras bangsa Indonesia merupakan keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Namun, tidak sedikit pula konflik yang terjadi akibat keberagaman itu sendiri. Untuk itu, dibutuhkan upaya menciptakan kerukunan antar umat agar dapat menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.“Saya berharap seluruh organisasi kemasyarakatan ormas, terutama yang berbasis agama, untuk terus berperan dan berkontribusi dalam upaya ikut menjaga antar umat beragama, membangun kesatuan dan keutuhan nasional, karena kerukunan adalah faktor utama dalam menjaga keutuhan bangsa,” tegas Wakil Presiden Wapres Ma’ruf Amin pada Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2572 Kongzili melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Jakarta, Minggu 14/02/21.Selain menjaga kerukunan, Wapres juga meminta Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia MATAKIN yang sebagian besar warganya merupakan pelaku usaha, dapat mendukung upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional akibat pandemi Corona Virus Disease-2019 Covid-19 pun mengapresiasi partisipasi organisasi tersebut dalam menanggulangi dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.“Saya sampaikan apresiasi yang tinggi kepada MATAKIN dan segenap umat Konghucu, atas peran serta dan kontribusi yang telah diberikan dalam membantu masyarakat mengatasi pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan,” ucap hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 sekaligus untuk pemulihan ekonomi nasional.“Kunci utamanya adalah kedisiplinan untuk menerapkan protokol kesehatan, dimana kita harus melakukan penyesuaian untuk tetap beraktivitas dan produktif,” tutur itu, Wapres juga mendorong peran para pemuka agama untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.“Nasihat dan bimbingan pemuka agama akan memperkuat keyakinan dan kepatuhan umatnya tentang akibat apabila tidak menerapkan protokol kesehatan,” ungkap juga berharap kondisi ekonomi nasional dapat dipulihkan secara cepat melalui dukungan dari organisasi masyarakat.“Saya berharap dukungan MATAKIN dan seluruh umat Konghucu akan memberikan dampak yang berarti bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19,” pun optimis bangsa Indonesia mampu menghadapi masa sulit dan mampu bangkit dari pandemi ini.“Saya percaya dengan semangat dan usaha yang terbaik, diiringi doa, serta inovasi dan kreativitas, kita dapat melewati masa sulit ini serta dapat kembali membangun Indonesia yang lebih baik,” kata Wapres sambutannya dalam acara yang mengangkat tema “Doa Untuk Indonesia” tersebut, Wapres memberikan ucapan tahun baru Imlek ke-2572 dengan harapan adanya pandemi tidak mengurangi kekhidmatan perayaan serta agar tahun yang baru ini dapat menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.“Selamat Hari Raya Tahun Baru Imlek ke-2572 kepada umat Khonghucu. Semoga perlindungan dan berkah Yang Maha Kuasa, serta upaya membersihkan hati, menyucikan nurani, dan berusaha supaya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” tutup Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya, perayaan Imlek memberikan hikmah tentang pentingnya persatuan di dalam menghadapi permasalahan. Anies mengajak masyarakat untuk saling menopang dan memupuk optimisme dalam menghadapi pandemi Covid-19.“Marilah kita melihat momen pandemi ini untuk mencari peluang agar kita bisa kembali bangkit dalam suasana persatuan dan persaudaraan, dengan harapan kita semua bisa lebih cepat melewati masa penuh ujian ini,” ajak Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Choil Qoumas menyampaikan agar perayaan Tahun Baru Imlek kali ini dapat dijadikan momentum melakukan refleksi diri untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi.“Hakikat tahun baru bukanlah pesta pora tapi mengoreksi perjalanan yang lalu, bersyukur terhadap kesempatan yang diberikan lagi, dan merencanakan pembaruan pada perjalanan berikutnya,” ucap hadir pada acara tersebut secara virtual Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat MATAKIN Xs. Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Kehormatan MATAKIN Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Said Aqil Siradj. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Keberagaman adalah sesuatu yang tidak dapat dihilangkan dari kehidupan kita. Banyak sekali perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, entah itu perbedaan suku, ras, budaya, maupun agama. Apalagi bagi kita yang tinggal dan besar di Negara Indonesia, negara yang memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi tetap satu jua" dari semboyan ini kita bisa mengartikan bahwa, Indonesia memiliki banyak keberagaman, dan kebaragaman inilah yang membuat masyarakat Indonesia dikatakan masyarakat majemuk yang mempunyai budaya, ras, suku dan agama yang dari keberagaman ini akan memunculkan sisi negatif. Salah satu faktor negatifnya adalah akan menimbulkan konflik antara perbedaan-perbedaan suku atau kelompok tertentu, sikap ini sering disebut dengan sikap intoleransi. Sikap intoleransi dan diskriminasi terhadap keberagaman di Indonesia sering kali terjadi, terutama yang berkaitan dengan agama. Maka dari itu, untuk meminimalisir terjadi sikap intoleransi dalam keberagaman agama di Indonesia kita harus menjalin relasi yang sehat antar umat adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang dijalani oleh kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Relasi yang sehat bukan hanya diterapkan dalam hubungan saja, tetapi kita juga harus menerapkan relasi yang sehat dalam hubungan beragama, karena di Indonesia mempunyai beberapa agama yakni, Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Konghucu, dan Hindu. Dan pastinya dalam beberapa macam agama ini mempnyai ketetentuan dan cara ibadahnya masing-masing. Ada beberapa factor pendukung terjalinnya relasi yang sehat antar umat beragama yakni ; menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan menjalin silahturahmi antar umat beragama. Pertama, menumbuhkan sikap toleransi ini sangat penting karena, sikap toleransi sendiri adalah sikap yang saling menghargai antar sesama manusia. Dengan kita menumbuhkan sikap ini dalam beragama, akan melarang kita atau meminimalisirkan terjadinya sikap intoleransi antar suku, ras, budaya dan yang terutama adalah agama. Apalagi dengan kita menerapkan sikap ini di kehidupan sehari-hari Indonesia akan lebih baik dan tentram kedepannya. Selanjutnya, menumbuhkan rasa nasionalisme, setelah mengetahui apa itu toleransi, kita juga perlu menumbuhkan rasa nasionalisme dalam beragama karena factor ini juga tidak kalah penting. Sebagai warga negara Indonesia pastinya kita mengetahui apa itu Pancasila, tidak hanya mengetahui tetapi kita juga perlu memahami isi dari Pancasila tersebut. Seperti dalam sila yang Pertama , "Ketuhanan Yang Maha Esa" hal ini mengartikan bahwa setiap manusia memiliki hak bebas untuk agama yang diyakininya dan kita tidak boleh memaksakan seseorang atas menjalin silahturahmi antar umat beragama, bekomunikasi atau menukar pikiran tentang keberagamaan yang ada pada negara Indonesia, hal ini bisa memperluas wawasan kita karena bisa mengetahui ajaran-ajaran dan apa yang ditekuni agama lain. Dengan begitu sikap intoleransi antar agama akan mudah berkurang kaena kita menjalani seperti yang sudah dijelaskan faktor-faktor pendorong mauapun pengahambat menjalin relasi yang sehat antar umat beragama. Dengan begitu kita bisa menerima bahwa banyak keberagaman suku,ras, dan budaya maupun agama yang ada di Indonesia dan kita harus menghargainya seperti kita menghargai agama kita sendiri karena kita semua bersaudara. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Kerukunan Umat Beragama – Pengertian, Tujuan, Fungsi, Konsep Tri Kerukunan, Meningkatkan, Para Ahli Kerukukan antar umat beragama merupakan suatu kondisi dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban agamanya. Pengertian Kerukunan Umat Beragama Kerukukan antar umat beragama merupakan suatu kondisi dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban agamanya. Pemeluk agama yang baik haruslah hidup damai dan rukun. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sengketa Internasional Pengertian, Macam, Penyebab, Dan Penyelesain Beserta Contohnya Lengkap Oleh sebab itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin bisa lahir dari sikap fanatisme buta serta sikap tidak peduli atas hak-hak keberagaman dan perasaan orang lain. Namun dalam hal ini tidak juga bisa diartikan bahwa kerukunan hidup diantara umat memberi ruang sebagai campurtangan unsur-unsur tertentu dari agama berbeda, karena hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri. Bentuk dari kerukunan antar umat beragama ialah hubungan yang harmonis dalam dinamika hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat dengan sikap pengendalian hidup dalam wujud sebagai berikut Saling menghormati dalam kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Saling mengormati serta berkerjasama dalam memeluk agama, antar golongan agama serta umat beragama dengan pemerintah yang sama-sama memiliki tanggung jawab membangun bangsa dan negara. Saling tenggang rasa serta loeran dengan tidak melakukan pemaksaan agama terhadap orang lain. Kerukunan umat beragama dalam islam yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata “Ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islaiyah berasal dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat Ukhuwah, sehingga jika dipadukan antara kata Ukhuwah dan Islamiyah akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam. Dapat dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang-orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Hubungan Internasional Pengertian, Tujuan, Asas, Dan Pola Beserta Sarananya Secara Lengkap Ada hadits yang mengatakan bahwa hubungan persahabatan antara sesame islam dalam menjamin Ukhuwah Islamuah yang berarti bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa umat muslim itu bagaikan sutu bangunan yang saling menunjang satu sama lain. Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah menjadi actual, bila dihubungkan dengan masalah solidaritas social. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu yang masyru’ artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila bila kata Ukhuwah dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu bentuk dasar yakni Persaudaraan Islam merupakan potensi yang obyektif. Secara terminologi banyak batasan yang diberikan oleh para ahli sebagai berikut Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sikap Anti Sosial Pengertian, Ciri, Bentuk, Dan Faktor Penyebab Beserta Contohnya Secara Lengkap W. Purwadarminta menyatakan Kerukunan merupakan sikap atau sifat menenggang seperti menghargai dan membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan atau yang lainya yang berbeda dengan pendirian. Dewan Ensiklopedi Indonesia Kerukunan dalam aspek sosial, politik, adalah suatu sikap membiarkan orang untuk memiliki keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini sebab untuk pengakuan dan menghormati hak asasi manusia. Ensiklopedi Amerika Kerukunan mempunyai makna yang terbatas. Ia berkonotasi untuk menahan diri dari penganiayaan dan pelanggaran, walaupun beguty, ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang tersembunyi serta biasanya mengarah kepada sebuah kondisi dimana kebiasaan yang di perbolehkan bersifat terbatas dan juga bersyarat. Tujuan Kerukunan Hidup Beragama Berikut Ini Merupakan Tujuan Kerukunan Hidup Beragama. Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan Masing-masing pengikut agama adanya kenyataan agama lain, akan mendorong agar menghayati dan juga memperdalam ajaran-ajaran serta berusaha untuk dapat mengamalkannya. Maka dengan demikian keimanan dan keberagaman di masing-masing penganut agama busa meningkatkan lagi. Seperti persaingan yang bersifat positif, bukan negatif. Untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap Dengan adanya kerukunan hidup beragama, maka ketegangan adanya perbedaan yang ada akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan bisa dihindari. Bisa kita bayangkan jika pertikaian dan perbedaan paham yang terjadi pada pemeluk agama yang beaneka ragam ini, maka ketertiban serta keamanan nasional bisa terganggu. Namun sebaliknya jika pertikaian antar pemeluk agama sudah tidak terjadi, maka hal yang seperti itu ada bisa mewujudkan stabilitas nasional yang semakin mantap. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan “Sosial Asosiatif” Pengertian & Macam – Contoh – Bentuk Dari tahun ketahun pemerintah senantiasa berusaha untuk dapat melaksankan serta mensukseskan pembangunan dari berbagai bidang. Usaha pembangunan akan berjalan sukses jika didukung dan ditopang oleh seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan jika umat beragama selalu bertikai, saling curiga-mencurigai tentu bisa mengarahkan kegiatan untuk mendukung serta membantu pembangunan. Bahkan bisa berakibat sebaliknya, yaitu dapat menghambat usaha pembangunan yang akan dituju. Membangun dan berusaha untuk memakmurkan bumi ini memang sangat di anjurkan oleh agama islam. Untuk mendapat kemakmuran, kesuksesan serta kebahagiaan dakam segala bidang. Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan Jika rasa kebersamaan dan kebangsaan yang terpeliharan dan terbina dengan baik, jika kepentingan peribadi/golongan bisa dikurangi. Sedangkan pada kehidupan beragama sudah jelas kepentingan kehidupan agamanya sendiri yang menjadi titik suatu pandangan kegiaran. Jika hal itu tidak disertai dengan arah kehidupan bangsa dan negara, maka akan menimbulkan gejolak sosial yang dapat mengganggu keutuhan bangsa dan negara yang didalamnya terdiri dari negikut agama yang berbeda-beda, sebab itulah kerukunan hidup beragama untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa harus dikembangkan. Fungsi Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Berikut Ini Merupakan Fungsi Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Menjaga ketentraman masyarakat Saling menghormati antar umat beragama Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang lainnya Mempersatukan perbedaan antarumat beragama. Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Berikut Ini Merupakan Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Kerukunan intern umat beragama yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar umat beragama yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Diferensiasi sosial Pengertian, Ciri, Bentuk, Dan Macam Beserta Contohnya Secara Lengkap Kerukunan umat beragama dengan pemerintah yaitu bentuk kerukunan semua umat-umat beragama menjalin hubungan yang yang harmoni dengan Negara/ pemerintah. Misalnya tunduk dan patuh terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukunan umar beragama dengan pemerintah itu sendiri. Semua umat beragama yang diwakili oleh tokoh-tokon agama dapat sinergi dengan pemerintah. Bekerjasama dan bermitra dengan pemerintah untuk menciptakan stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa. Seluruh peraturan pemerintah yang membahas kerukunan hidup umat beragama, harus mencakup empat pokok masalah sbb Pendirian Rumah Ibadah Penyiaran agama Bantuan keagamaan dari luar negeri Tenaga asing bidang keagamaan Kerukunan Dalam Perspektif Islam Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebaiknya berkaca kepada sejarah yang pernah terjadi dalam dunia Islam, yaitu di Madinah. Dengan pimpinan nabi Muhammad saw mendirikan negara yang pertama kali dengan penduduk yang majemuk, baik suku dan agama, suku Quraisy dan suku-suku Arab Islam yang datang dari wilayah-wilayah lain, suku-suku Arab Islam penduduk asli Madinah, suku-suku Yahudi penduduk Madinah, Baynuqa’, Bani Nadlir dan suku Arab yang belum menerima Islam. Sebagai landasan dari negara baru itu Rasulullah saw memproklamasikan peratururan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Shahifatul Madinah atau Piagam Madinah. Menurut para ilmuwan muslim dan non muslim dinyatakan bahwa Piagam Madinah itu merupakan konstitusi pertama negara Islam. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Masyarakat Multikultural Pengertian, Ciri, Karakteristik, Dan Faktor Beserta Contohnya Secara Lengkap Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal itu nabi Muhammad saw telah meletakkan pondasi sebagai landasan kehidupan umat beragama dalam negara yang plural dan majemuk, baik suku maupun agama dengan memasukkan secara khusus dalam Piagam Madinah sebuah pasal spesifik tentang toleransi. Secara eksplisit dinyatakan dalam pasal 25 “Bagi kaum Yahudi termasuk pemeluk agama lain selain Yahudi bebas memeluk agama mereka, dan bagi orang Islam bebas pula memeluk agama mereke. Kebebasan ini berlaku pada pengikut-pengikut atau sekutu-sekutu mereka dan diri mereka sendiri” lil yahudi dinuhum, wa lil muslimina dinuhum, mawaalihim wa anfusuhum. Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu komunitas ummatan wahidah. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip Bertetangga yang baik Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama Membela mereka yang teraniaya Saling menasehati Menghormati kebebasan beragama. Langkah-langkah meningkatkan kerukunan umat beragama Untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama, langkah yang paling penting dilakukan adalah Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain, bertutur kata yang tidak propokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati, berperilaku baik, seperti tidak melanggar norma-norma umum, norma kesusilaan, norma adat istiadat, maupun norma hukum negara/tidak melanggar hukum Negara. Menumbuhkan penghargaan, saling pengertian, toleransi, serta belajar untuk saling memahami diantara umat beragama. Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung sentimen keagamaan. Untuk menumbuhkan penghargaan dan saling pengertian, maka setiap umat bergama, hendaknya mengerti secara baik dan benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup dan benar tentang agama lainnya, sehingga mengetahui hal-hal baik di agama lain dan mengetahui pula hal-hal yang sangat dilarang/ditabukan/diharamkan di agama lain. Para pemimpin agama bekerja sama dengan pemimpin agama lainnya Islam, Hindu, Kristen, Budha dan Konghucu untuk mengatasi musuh bersama umat manusia yaitu Keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan dan penyakit sosial lainnya. Para pemuka agama, pemimpin lembaga-lembaga keagamaan dan pemerintah, supaya selalu mempromosikan toleransi, kerukunan dan kedamaian diantara para pemeluk agama di masyarakat, sekolah-sekolah umum, sekolah-sekolah keagamaan, maupun ditempat-tempat ibadah. Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB lebih diberdayakan sampai kedesa-desa, dengan lebih sering mengadakan dialog-dialog kerukunan, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar umat beragama. Dalam momen-momen hari penting Bangsa Indonesia, seperti HUT RI, Hari Sumpah Pemuda dls. pemerintah supaya mempasilitasi kegiatan-kegiatan yang bernuansa Kerukunan dan persatuan bangsa, seperti mensponsori seminar/simposium kerukunan beragama dengan melibatkan komponen perwakilan agama-agama. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Nabi & Rosul Serta Dalil Naqlinya Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

bagaimana antar umat beragama saling menjalin persatuan