kurangbijaksana dalam menghadapi para pembantunya. 2. Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan KartaNegara. 3. Daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh Sriwijaya berusaha melepaskan diri seperti Thai, Ligor serta daerah lain di semenanjung Malaka. 4. Adanya serangan Majapahit dalam usaha persatuan Nusantara dibawah panji kepadarakyat jajahan, baik hukum, politik ekonomi, dan budaya; - kolonialisme itu berwatak menguras (exploitative), dengan memeras potensi SDM dan SDA secara maksirnal untuk kepentingan penjajah, sedangkan hasilnya diangkut ke negeri penjajah.2 Bagaimana Belanda mempertahankan negeri jajahannya di Indonesia? Paling tidak ada DahuluIndonesia terpecah belah karena perbedaan pulau dan latar belakang, situasi tersebut tetap terjadi hingga para pemuda bersatu melawan penjajah. Lalu, para pemuda membentuk organisasi pergerakan nasional dan mengumpulkan kekuatan untuk mengusir penjajah. BadanPenyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang terbentuk tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945 kemudian mulai bekerja tanggal 29 Mei 1945 merupakan badan resmi yang membahas dasar negara. Arti warna merah pada bendera ini yaitu melambangkan keberanian bangsa dalam melawan penjajah, sementara Usahajepang lebih ditingkatkan dengan persyaratan yang lebih ringan agar bangsa indonesia dan para pemimpinya mau memberikan bantuan yang diperlukan. Pada September - Oktober 1943 dibentuklah : Badan Penasehat Pusat ( Tjuo sangiin) yang dipimpin Ir. Soekarno sebagaiKetua cara pengurangan bersusun panjang kelas 2 sd. Ilustrasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Sumber Iqbal Firdaus/KumparanSejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan kedaulatan bangsa tentu harus selalu diingat dan dikenang oleh setiap rakyat Indonesia. Dengan begitu kita dapat terus berusaha mempertahankan kedaulatan sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap jasa besar dari seluruh pahlawan negara Indonesia resmi memerdekakan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, para pahlawan nasional pada saat itu tentu selalu berusaha keras agar bangsa Indonesia bisa terlepas dari kekuasaan para penjajah. Itu sebabnya sejarah perjuangan bangsa Indonesia memiliki banyak kisah yang perlu masyarakat ketahui untuk menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme terhadap Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih KemerdekaanKemerdekaan Indonesia dapat diraih berkat adanya rasa persatuan dan kesatuan seluruh rakyat agar bangsa bangsa ini bisa lepas dari belenggu penjajah. Itu sebabnya sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak hanya meliputi satu usaha saja, namun meliputi usaha bersama yang terjadi di setiap wilayah di Indonesia mulai dari perjuangan pahlawan nasional di beberapa daerah guna mengusir para penjajah hingga perjuangan secara politik, pendidikan dan ekonomi di masa pergerakan foto dari buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia, Lia Nuralia, ‎Iim Imadudin, & Randi Renggana, 2010 20-23 berikut adalah beberapa kisah sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dengan menggabungkan kekuatan rakyat yang bersifat kedaerahan jauh sebelum masa pergerakan nasionalDi Sulawesi Selatan atau Makassar, para rakyat Indonesia saling bahu membahu untuk melawan jajahan Belanda di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin selaku sultan kerajaan Padri merupakan salah satu bentuk perjuangan rakyat Indonesia untuk melawan para penjajah. Di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol, perang yang terjadi di Sumatera Barat antara kaum padri agama dan Belanda tersebut berlangsung selama 30 tahun terhitung sejak 1803 hingga Aceh di bawah pimpinan pahlawan nasional Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar juga merupakan bukti perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan mengusir penjajah dari kisah sejarah perjuangan bangsa Indonesia tadi pada dasarnya hanya sebagian kecil dari kisah perjuangan yang perlu diketahui oleh rakyat Indonesia. Pasalnya masih banyak pula kisah sejarah perjuangan lain dari pahlawan nasional yang perlu kita kenang dan kita tauladani guna mendorong patriotisme dan nasionalisme. Meski begitu namun informasi tadi diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan kita tetang kisah perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan di masa penjajahan. HAI Creative Commons Melestarikan budaya menjadi salah satu upaya mempertahankan kemerdekaan - Sampai tahun 2020, Indonesia sudah merdeka selama 75 tahun. Kemerdekaan Indonesia dibuktikan dari pembacaan naskah proklamasi oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada 17 Agustus 1945. Indonesia memang sudah merdeka dari para penjajah, teman-teman. Meski begitu, sebagai warga Indonesia kita tetap harus mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Baca Juga Simak Kisah Sahabat Pemberani Jadi Pahlawan Kemerekaan di Video Ini Nah, meski sudah tidak ada penjajah yang menguasai Indonesia, ada berbagai hal atau upaya yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pastinya berbeda dengan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dulu, yaitu dengan berperang. Yuk, ketahui tiga upaya yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia! Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan › Perang lawan Covid-19, kini tengah berjalan. Sejarah dan pengalaman bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan tersebut. Dengan analogi sejarah dan pengalaman itu, bangsa Indonesia yakin bisa menang melawan Covid-19. OlehCyprianus Anto Saptowalyono 7 menit baca TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Suasana istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.Berikhtiar dan berdoa adalah hal yang mesti dilakukan oleh seluruh umat manusia, tak terkecuali di saat menghadapi musibah. Tanggung jawab dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat bernilai penting menghadapi masalah. Hal ini dibuktikan di saat Indonesia mampu melawan penjajah dan meraih kemerdekaan dahulu. Hal sama pun diperlukan di saat bangsa Indonesia sekarang tengah menghadapi cekaman pandemi Covid-19 yang melanda bumi dan negeri ini serta di seluruh antara lain mutiara hikmah yang dapat dipetik pada Istighosah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia. Acara yang digelar Dewan Pengurus Pusat Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren Hebitren Indonesia dan dipusatkan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, dilaksanakan secara daring Minggu 8/8/2021 malam. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas, para ulama, Gubernur Bank Indonesia H Perry Warjiyo, Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum DPP Hebitren Indonesia KH Moh. Hasib Wahab Chasbullah.> Baca juga Pesantren Berpotensi Besar sebagai "Motor" Pemberdayaan EkonomiMengawali sambutannya, Wapres Amin menuturkan, dirinya berharap bahwa selain sebagai pusat pendidikan dan pusat dakwah, pesantren juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Allah membuat, menciptakan kamu dari bumi. Menumbuhkan kamu dari bumi. Dan, Allah juga memerintahkan kamu semua untuk memakmurkan bumi. Memakmurkan dunia ini,” katanya di awal LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.“Allah membuat, menciptakan kamu dari bumi. Menumbuhkan kamu dari bumi. Dan, Allah juga memerintahkan kamu semua untuk memakmurkan bumi. Memakmurkan dunia ini” Wakil Presiden Ma'ruf AminUntuk itu, Wapres Amin melanjutkan, kita semua tentu harus membangun serta menggali kunci-kunci dan sebab-sebab kehidupan. Hal ini termasuk melalui pengembangan ekonomi dengan semua sektornya, baik pertanian, pertukangan, peternakan, industri, pertambangan, dan sebagainya. Tugas kita untuk membangun dan mengembangkan hal tersebut, pengembangan ekonomi bukan sekadar kebutuhan tetapi juga berkaitan dengan masalah agama yang sesuai syariah. “Oleh karena itu kita sekarang sedang mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Dan kita harapkan, dengan bangkit dan munculnya Hebintren, pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi lebih kuat,” ujar Wapres Amin menuturkan bahwa saat ini seluruh dunia, termasuk Indonesia, sedang menghadapi tantangan berat, yaitu Covid-19. Pandemi Covid-19 berdampak ke aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan aspek lainnya. Ada harapan pandemi Covid-19 ini akan segera berlalu dengan segala daya upaya TAMBUNAN Sebelum menerima vaksin Covid-19, warga dicek terlebih dahulu kondisi kesehatannya oleh petugas medis dalam kegiatan vaksinasi massal di Gelanggang Olahraga Kotabaru, Jambi, Sabtu 7/8/2021.Untuk menghadapi dan merespons Covid-19 ini orang beriman harus berpijak dan berpedoman pada pendidikan keimanan yang dituntunkan Allah SWT dan diajarkan Nabi Muhammad SAW serta para ulama. Setidaknya, ada beberapa hal yang menurut Wapres diperlukan untuk menghadapi dan merespons Covid-19.>Baca juga Wapres Amin Tanggulangi Covid-19 di Jabodetabek secara TerintegrasiPertama, Covid-19 dan juga musibah-musibah yang lain sebenarnya merupakan cobaan Allah. Hal ini karena sejak Allah menjadikan manusia ini sudah dinyatakan akan memberikan cobaan dan ujian. “Kehidupan di dunia ini adalah kehidupan tempat kita akan mengalami ujian. Jangan berharap kita lepas dari ujian-ujian itu,” kata Wapres ulama mengibaratkan kehidupan di dunia ini adalah tempat kita berlalu, yakni dari tempat yang penuh dengan ujian-ujian menuju tempat menetap yang penuh dengan balasan Allah SWT. Di titik ini, terletak arti penting kesabaran ketika menghadapi musibah. Bersyukur dan bersabar pun bernilai penting saat kita memperoleh kebahagiaan atau NURELDINE Muslim pilgrims pray near Mount Arafat, also known as Jabal al-Rahma Mount of Mercy, southeast of the holy city of Mecca, during the climax of the Hajj pilgrimage amid the COVID-19 pandemic, on July 19, 2021. - Muslim pilgrims gnearhered near Mount Arafnear on Monday in the high point of this year's hajj, being held in downsized form and under coronavirus restrictions for the second year running. Just 60,000 people, all citizens or residents of Saudi Arabia, have been selected to take part in this year's hajj, with foreign pilgrims again barred. Photo by Fayez Nureldine / AFPKedua, sabar tidak berarti diam. Kita semua diperintahkan untuk menjaga diri dan berobat kalau sakit. Masalah penanganan Covid-19, seperti dilakukan pemerintah dengan anjurannya untuk mematuhi protokol kesehatan, pengujian, penelusuran, dan vaksinasi pada hakekatnya adalah upaya menjaga diri dan kehidupan.> Baca juga Wapres Ma'ruf Amin Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19Upaya menjaga diri bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah keagamaan. Menjaga diri merupakan kewajiban agama. Menjaga diri adalah salah satu tujuan besar dari tujuan syariah. Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan adalah wajib untuk menjaga diri dari bahaya yang akan datang.“Oleh karena itu, berobat, menjaga diri dari wabah, itu suatu kewajiban. Karena itu menjaga diri juga bukan semata masalah kesehatan, tetapi juga masalah agama, sesuai dengan syariah, bersifat upaya perlindungan diri, dan upaya menjaga diri,” ujar Wapres SRI ASTUTI Salah satu pekerja mengikuti vaksinasi Covid-19 secara massal yang diberikan gratis oleh Pemprov Jatim di pabrik Maspion, Sidoarjo, Sabtu 7/8/2021Wapres Amin menuturkan adalah benar dari sisi akidah ketika kita semua harus pasrah pada ketentuan Allah. Segala sesuatu dan ketentuan apa pun memang datang dari Allah. Tetapi, melakukan upaya dan ikhtiar juga merupakan bagian dari yang diperintahkan Allah kepada manusia. “Oleh karena itu di satu sisi kita harus berjuang, menjaga diri, dan mengobati kalau sakit karena itu memang perintah Allah. Tapi di sisi lain, kita juga pasrah dengan ketentuan Allah SWT,” jawab kebangsaanUpaya pemerintah menjaga bangsa juga merupakan bagian dari tanggung jawab kenegaraan. Tanggung jawab kenegaraan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua, termasuk para ulama. Dengan demikian, ada dua tanggung jawab yang mesti dilakukan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, yakni tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab dua tanggung jawab yang mesti dilakukan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, yakni tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab keagamaan. Wapres Ma'ruf AminMelalui istigasah, umat diajak berdoa memohon pertolongan kepada Allah. “Hal ini karena ketika kita menghadapi suatu masalah, kita harus meniti dan menanya; itu dari mana musibah datang? Siapa yang membuat musibah ini? Pasti jawabnya semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah,” kata Wapres Amin Warga bergotong royong memasang umbul umbul untuk memeriahkan HUT RI ke 76 di perumahan di kawasan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Minggu 8/8/2021. Warga bersepakat untuk tidak menyelenggarakan perlombaan untuk memeriahkan hari Kemerdekaan untuk menghindari kerumunan warga sebagai langkah antisipasi penularan itu, jika umat ingin terbebas dari masalah maka harus memintanya kepada Allah. Hal ini bukan karena kita tidak sabar sebab tidak mau menerima musibah. Sebab, kita menjadi berdosa kepada Allah kalau tidak mau menerima musibah. “Allah berfirman Kalau tidak rida kepada ketentuan-Ku, tidak sabar menerima cobaan-Ku, tidak syukur menerima nikmat-Ku, silahkan cari langit selain langit-Ku dan silahkan cari Tuhan selain Aku,” ujar Wapres Amin menuturkan, kita berdoa kepada Allah karena khawatir tidak kuat kalau terlalu lama ditimpa musibah. Kita berdoa kepada Allah agar jangan menimpakan kepada kita musibah yang tidak dapat terpikulkan. “Oleh karena itu kita mohon kepada Allah agar musibah ini segera diangkat. Karena berdoa itu adalah perintah Allah SWT. Tetapi, di dalam masalah ijabah, itu adalah hak prerogatif Allah,” hal itu, lanjut Wapres Amin, setelah beristigasah kita menunggu. Allah akan memberikan menurut apa yang dipilih Allah, bukan seperti yang dipilih manusia. “Dalam waktu yang juga dikehendaki oleh Allah, bukan pada waktu yang engkau kehendaki. Jadi, berdoa adalah wajib. Urusan ijabah adalah urusan Allah. Menunggu itu juga ibadah,” kata Wapres HELABUMI Suasana lengang di kawasan pertokoan di Masyestik, Jakarta Selatan, saat masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM level 4, Senin 2/8/2021. PPKM darurat di Jawa-Bali yang kemudian diubah menjadi PPKM level 4 sudah berlangsung selama satu bulan. Kebijakan membatasi mobilitas warga untuk mengendalikan penularan Covid-19 tersebut membuat sektor perekonomian masih terus tertekan. KOMPAS/RADITYA HELABUMI 02-08-2021Jika Indonesia sehat, tambah Wapres Amin, maka ekonominya tentu juga akan bangkit. Hal ini akan bisa dicapai apabila seluruh masyarakat Indonesia mematuhi aturan-aturan pemerintah dalam rangka pengendalian Covid-19 di negeri ini. “Dan kemudian kita akan jadikan, sesudah itu, momentum untuk kebangkitan ekonomi nasional,” katanya berjuangMenag Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya menuturkan, melalui doa bersama dan refleksi kemerdekaan ke-76 RI tersebut diharapkan kita semua bisa bahu membahu, bekerja sama, untuk menyukseskan kebijakan pemerintah menghadapi pandemi Covid-19. “Sebagaimana dulu para pahlawan berjuang dalam merebut kemerdekaan dari kolonial, maka hari ini mari kita sama-sama berjihad melawan wabah,” LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.Menag Yaqut menuturkan jihad ekonomi dapat diwujudkan dengan membantu mereka yang lemah dan membutuhkan uluran tangan, terutama yang terdampak Covid-19 secara langsung. Jihad ilmu dapat dilakukan dengan mengedukasi dan memberikan literasi kepada masyarakat bahwa wabah Covid-19 adalah sesuatu yang nyata sehingga semua mesti waspada. Melalui upaya tersebut masyarakat dapat selalu menaati peraturan dan tidak mudah pula termakan hoaks atau berita bohong dan fitnah.> Baca juga Wapres Amin Jurnalis Ujung Tombak Penyampai Informasi Covid-19Jihad dapat pula dilakukan dengan menahan diri tetap berada di rumah. Apabila terpaksa harus keluar rumah, semua mesti menerapkan protokol kesehatan agar tidak terpapar Covid-19. Jihad dapat dilakukan dengan melawan dorongan nafsu negatif seperti sifat individualistik, eksklusif, ekstremitas, antidialog, dan sifat-sifat buruk lainnya. “Dalam suasana pandemi Covid-19 ini tentu dibutuhkan rasa kebersamaan dan empati antara kita semua,” papar Menag Yaqut suasana pandemi Covid-19 ini tentu dibutuhkan rasa kebersamaan dan empati antara kita semua. Menag Yaqut Cholil QoumasRefleksi sejarah perjuanganKH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan tausiyah terkait refleksi kemerdekaan RI juga menuturkan, antara lain, ada banyak catatan sejarah bahwa kita pernah sukses menghadapi penjajah di saat masyarakat berada dalam segala kesederhanaannya. Hal yang menjadikan kuat adalah dimilikinya mental bahwa kita semua bertanggung jawab terhadap proses sosial, yakni dalam hal ini proses kemerdekaan serta proses berbangsa dan LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan tausiyah terkait refleksi kemerdekaan RI saat pandemi pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.“Mental menjaga, mental memberi, dan mental bertanggung jawab ini yang menjaga kita. Sehingga dulu para TNI, para pejuang, itu di kampung-kampung dikasih ketela, dikasih gembili, dikasih uwi sejenis umbi bisa makan. Gara-gara punya mental memberi ini bangsa kita merdeka,” kata Gus menjaga, mental memberi, dan mental bertanggung jawab ini yang menjaga kita. Gara-gara punya mental memberi ini bangsa kita merdeka.Gus BahaGus Baha menuturkan masalah bangsa, termasuk masalah pandemi Covid-19, adalah masalah bersama. Penyelesaian masalah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. “Hal ini karena dalam Islam diajarkan siapa pun yang punya kemampuan ikut membantu, ya, wajib membantu. Jadi, ukurannya itu siapa pun yang mampu, bukan hanya yang sedang bertugas,” Baha dengan sederhana mengilustrasikannya dengan sebuah contoh. Ketika ada orang yang akan tenggelam, maka orang yang berada di dekatnya dan mampu membantu harus segera membantu orang tersebut agar tidak tenggelam tanpa perlu menunggu dulu datangnya tim SAR atau regu pencari dan penyelamat. - Bangsa Eropa berdatangan dan menerapkan kolonialisme serta imperialisme untuk mendapatkan kekayaan alam di Indonesia sejak abad ke-17. Sejak itu, bangsa Indonesia tidak henti melakukan perlawanan guna meraih kemerdekaan dan mengusir penjajah dari Tanah Air. Rakyat Indonesia menggunakan berbagai cara untuk mengusir penjajah. Namun, hingga 1908, usaha yang dilakukan masih terus menemui setelah tahun 1908, rakyat Indonesia melakukan perubahan dalam perjuangannya dan perlahan meraih keberhasilan. Hal ini karena perbedaan perjuangan Indonesia sebelum dan sesudah tahun 1908, yang dapat dilihat dari pemimpinnya, sifatnya, serta bentuk perlawanannya. Baca juga Perjuangan Indonesia Sesudah 1908Sebelum tahun 1908 Berikut ini ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908. Sifat perjuangan yang diutamakan sebelum tahun 1908 adalah kedaerahan Menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing, golok, dan senjata tradisional lainnya Perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 dipimpin oleh orang-orang yang dianggap berpengaruh, seperti tokoh agama atau bangsawan Masih bersifat sporadis atau musiman Bentuk perlawanan masih menggunakan fisik atau peperangan saja, belum lewat diplomasi Bertujuan mengusir penjajah bukan untuk memerdekakan Indonesia Bentuk perlawanan tersebut masih belum memberikan hasil yang baik. Bahkan, karena kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat Indonesia masih terbilang rendah, mereka jadi mudah dikelabui oleh penjajah. Menjelang akhir abad ke-19, kehidupan rakyat pribumi justru semakin menderita, terutama setelah Belanda menerapkan kebijakan sistem tanam paksa. Baca juga Perjuangan Indonesia Sebelum 1908 Sesudah tahun 1908 Pada 1908, mulai muncul berbagai organisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, masa ini dikenal sebagai masa pergerakan nasional. Rakyat Indonesia tidak lagi melawan penjajah menggunakan cara tradisional, melainkan lewat organisasi yang sudah jauh lebih modern. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perlu kita ketahui bahwa Peranan kaum ulama dan santri dari awal perjuangan merebut kemerdekaan hingga dapat menikmati suasana kemerdekaan saat ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Merekalah yang memberikan keyakinan kepada rakyat Indonesia yang pada saat itu harga diri dan martabatnya sedang diinjak-injak penjajah. Dengan begitu dapat kita katakan bahwa Kemerdekaan merupakan hasil karya seluruh bangsa Indonesia, dan ulama-santri juga ikut andil. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren memiliki andil dan konstribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan Republik sih cara para santri dalam mempertahankan Indonesia melawan penjajah?Menurut berbagai artikel yang saya baca,Santri dalam melawan penjajah tidak menggunakan emosi dalam melawan, tetapi dengan ilmu pengetahuan yang dibekali oleh para kyai mereka ,dan sikap spiritual maupun strategi yang selalu mereka terapkan dengan baik. Pada masa penjajahan , pihak yang selalu konsisten anti kolonial adalah para ulama dan para santri sehingga mereka terus menjaga tradisi perlawanan melawan kolonial. Tradisi perlawanan ini tidaklah hanya didasarkan pada pembelaan terhadap salah satu pihak, tetapi karena tindakan kolonial Belanda yang menindas dan mengganggu tegaknya agama Islam. Nah dari sini lah pada tanggal 22 oktober muncul nya perlawanan terhadap penjajah dalam mempertahankan agama dan bangsa yang disebut "Resolusi Jihad". Disini peran para ulama dan santri diseluruh Indonesia berkumpul di Surabaya memperjuangkan agama dan bangsa mereka dengan fatwa jihad fi sabillilah , bahkan sampai muncul nya fatwa bahwa kewajiban akan mempertahankan bangsa Indonesia . Resolusi jihad tersebut tidak semata-mata dimaksudkan sebagai perjuangan membela agama Islam saja, tetapi juga membela kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan pada tanggal 10 november 1945 muncul nya perlawanan besar-besaran antara para ulama dan santri melawan para penjajah di Surabaya. Dalam hal ini Kirprah santri dalam membela negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada tahun 1943-1945 hampir semua pondok pesantren membentuk laskar-laskar, dan yang paling populer adalah laskar hisbullah dan sabilillah. Dengan begitu laskas hisbullah dibawah naungan kyai haji Hasyim As'ary dan laskar sabilillah dipimpin oleh KH. Masykur. Tercapai nya kemerdekaan ini merupakan akibat dari tinggi nya rasa nasionalisme bangsa Indonesia baik itu dari ulama maupun para santri. Dengan bermodalkan nasionalisme dan semangat persatuan,maka akan semakin berkobarnya semangat perjuangan dalam melawan upaya yang dilakukan dalam menghargai perjuangan para santri ?Menurut saya ,upaya yang dapat kita lakukan dalam menghargai perjuangan mereka dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kok, tergantung dari kita nya sendiri mau melakukan atau tidak nya dan sadar akan menghargai perjuangan mereka ,Masa kita hanya disuruh menghargai saja tidak mau perjuangan mereka ,sedangkan mereka berjuang mati matian dalam membela dan memperjuangkan bangsa Indonesia .Berikut hal yang dapat kita terapkan dalam menghargai perjuangan para santri yaitu mempertahankan dan meningkat kan citra santri dipandangan masyarakat, maksudnya meningkat kan citra tersebut dalam artian kita sebagai santri berusaha lah bagaimana pun caranya agar pandangan orang tentang santri itu baik, karena apabila dikalangan orang pandangan mereka terhadap santri sudah baik, dengan sendiri nya akan muncul rasa bangga terhadap perjuangan para santri. Selain berusaha mempertahankan citra santri dipandangan orang, yang perlu kita lakukan misalkan kita sebagai santri yaitu senantiasa bersikap sopan dan tawadhu' kepada guru ataupun kyai. Karena mengingat akan peristiwa revolusi jihad tersebut bahwa kyai memiliki peran yang besar juga dalam perjuangan tersebut, karena kalau tidak ada pengarahan dari kyai mungkin para santri belom tentu memiliki keyakinan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan bangsa Indonesia . Terakhir upaya yang dapat dilakukan yaitu senantiasa mengenang di tanggal 22 oktober itu memperingati hari santri ,karena dengan memperingati tersebut merupakan perwujudan rasa hormat kita terhadap perjuangan mereka. Kita dapat memperingati hari tersebut dengan banyak mengadakan kegiatan- kegiatan positif seperti mengadakan santunan kepada santri yang yatim piatu,mengadakan perlombaan baik itu yang bersifat mendidik maupun hiburan .Karena apabila dalam memperingati hari tersebut dilakukan dengan suka cita dan gembira, maka tanpa kita sadari semangat akan persatuan dan kesatuan akan muncul dengan sendiri nya pada diri setiap orang, sehingga perpecahan antar sesama manusia dapat sih tantangan yang harus kita hadapi dalam menerapkan sikap perjuangan para santri dan kyai terdahulu? Menurut saya tantangan yang patut dihadapi dan dilawan selaku generasi penerus bangsa yaitu rasa malas , Karena rasa malas akan menghancurkan segalanya. Coba kalian bayangkan jika apa apa timbul rasa malas ,maka akan berdampak kepada semuanya ,misalkan dalam hal pendidikan ,Apalagi di era zaman yang dimana perkembangan teknologi yang semakin meningkat,nah jika bermalas-malasan baik itu mempelajari suatu hal ,maka akan kita ketinggalan ilmu yang seharusnya kita pakai dalam menghadapi era globalisasi malah terbuang sia sia. Oleh karena itu ,rasa malas pada diri kita harus kita hilangkan dan mulai lah bersikap mau berusaha untuk mempelajari di dalam belajar tidak ada sesuatu yang merugikan ,malahan wawasan dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dengan banyak kita sampai bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapat kita praktikan secara langsung, maka dapat dipastikan ilmu itu akan melekat dan mengalir jika kita aplikasikan ke kehidupan sehari hari ,lebih bagus nya lagi kita bisa mengajarkan kepada orang artikel yang dapat saya tuliskan, dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan i bahwa kiprah pesantren dan umat Islam cukup besar karena para tokoh pergerakan nasional tidak dpat dilepaskan dari dunia pesantren dan spirit Islam. Pondok pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pertahanan fisik terhadap intimidasi dan senjata penjajah, namun pondok pesantren juga menjadi kubu pertahanan yang bersifat mental ataupun moral. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

bagaimana upaya segenap rakyat indonesia dalam melawan para penjajah